Jumat, 22 April 2011

YANG RINGAN dan LUCU



Apa yang Anda bayangkan saat Anak-anak saling bertemu, berkumpul, ngerumpi, kadang ada tangis dan tawa, ada teriakan keras dan panjang, ada yang berlari dan kejar-kejaran dalam Masjid dst, dll? 

 
Wah…pasti heboh banget! Sungguh tingkah mereka lucu-lucu dan menyenangkan bukan? 

Seorang Anak kecil, laki-laki, 1,5 tahun kurang lebih umurnya, berjalan mondar-mandir di depan shaf (deretan) Jamaah shalat maghrib yang baru saja usai. 

Dari shaf pertama di sebelah paling kiri, Ia berjalan ke deretan paling kanan. 


Dengan langkah pelan nan pasti, tangan  dibentangkannya agar dapat menyentuh bahu/pundak/tubuh Jamaah yang dilaluinya seolah ingin sampaikan, “salam kenal” pada mereka, hem. 

Sesampai di ujung deretan paling kanan, ia kembali lagi ke laptop, eh…. Ngelantur ya, maksudnya, ke posisi semula Ia berada. 

Tatapan matanya yang tajam,  seakan  “menyapu” setiap wajah yang dilihatnya serta “membolak-balik” setiap raut muka jamaah yang mayoritasnya kaum “Adam” (laki-laki/bapak-bapak) itu. 

Sambil berharap-harap cemas, seperti tengah mencari  ada sesuatu yang hilang dari dirinya. 


Seperti biasa, para Jamaah yang melakukan shalat di Masjid itu, begitu Imam membaca salam dua kali, pertanda shalat usai, Jamaah pun meneruskan wiridan, baca-baca  istighfar, tahmid, tahlil dst. 

Meski ada sebagian yang langsung keluar/pulang, karena ada keperluan mendesak atau ada kesibukan lain, tetapi banyak juga yang masih bertahan sampai selesai – lazimnya diakhiri doa. 

Nah, saat itu lah Anak-anak, baik laki maupun perempuan yang ikut diajakserta Orangtuanya ke Masjid, kemudian berhamburan kesana kemari. Mereka berbicara, bersendagurau, bercandaria, tertawa-tawa, panggil-panggil teman yang lain.


Ada yang jalan-jalan, namun tak sedikit pula yang berlari, ada yang nangis, tapi banyak juga yang tertawa dan bahkan ada yang tetap duduk-duduk saja sambil sesekali ngeliat teman-temen lain yang tengah “bersukacita”.

Luar biasa, dunia mereka! Polos, lugu, jujur, dan lucu – wah pokoknya: Gaul abis dech!

Sebenarnya, sejak masuk Masjid, sudah ada tanda-tanda mereka ingin segera “action” (main) dengan teman-teman

Nah, saat  Iqamah diserukan tanda shalat segera dilaksanakan dan saat itulah  satu persatu anak-anak mulai “lepas” dari “genggaman” Orangtuanya, kemudian bergeser, pindah, ngumpul dan  bergerombol di tempat lain - tak jarang sampai teras/halaman Masjid.  


 Sebentar kemudian balik lagi ke Orangtuanya, seakan hendak berkata: “Yah, Aku lagi asyik nih, ngumpul, ngerumpi  dan main sama temen-temen!”. Dari sekian banyak Anak yang membuat meriahnya  suasana Masjid, tampak si kecil yang baru sekitar 1,5 tahun, terpisah dari teman-teman lain.


Begitu pe-de nya Ia,- hilir mudik sendirian ke sana ke mari, sambil memelototi setiap wajah yang terlihat hampir kebanyakan seragam (pakai peci). 

So, agak kesulitan dia memilah dan memilih. Tak mudah baginya untuk bisa menemukan Ayahnya segera.

Namun rupanya tak patah semangat, ia terus saja bergerak, berjalan, coba mendekat, menghampiri dan sekali lagi memeriksa dengan teliti wajah-wajah yang dilihatnya.

Lama ia lakukan itu, dari satu orang ke orang lain, dari selatan sampai utara. sebab, rupanya lupa di mana tadi Ia“menaruh” (meninggalkan) ayahnya, saat terbawa “arus” oleh teman-temannya. 


Hampir-hampir saja si kecil itu meledak tangisnya, karena dah cukup lama mencari dan tak kunjung ketemu. Tampak dari wajahnya yang mulai ragu, bimbang, frustasi dan menyerah sampai akhirnya berhenti dan berdiri di suatu tempat.


Pandangan matanya tertuju hanya pada seseorang, yang kebetulan lagi tertunduk – khusyu’ berdoa, kalee. Beberapa saat ia tungguin Orang yang tertunduk tadi dengan nada putus asa dan entah bagaimana suasana hatinya. 

Nah, begitu Orang yang tertunduk tadi mengangkat kepala, tampak olehnya wajah asli Ayahnya.

Tapi untuk meyakinkannya, si kecil itu sekali lagi menambah keseriusannya dengan menatap secara seksama, hati-hati, tak berkedip tapi dengan tarikan napas dalam-dalam. 

Nah, ketemu sekarang, mau ke mana lagi? Gumamnya dalam hati.   


Seketika itu pula, berubahlah raut mukanya dan berbalik 180 derajat. Tersenyumlah Ia, dan meledaklah tawanya sambil berteriak nyaring karena girangnya telah berhasil menemukan Orang yang selama ini dicarinya - yang tak lain adalah Ayahnya. 

So, gak sia-sia rupanya Ia lakukan “investigasi”. Ayah…….! Ayah…….! Ayah……….! Ha ha ………

Tidak ada komentar:

Posting Komentar