Pernahkah Anda dikejutkan oleh se-seorang yang tiba-tiba muncul di dalam rumah, sedangkan Anda tidak tahu dari mana dan kapan masuknya?
Mungkin saja, kita pernah mengalami entah kapan dan dalam situasi apa – itu, yang gak ingat. Dan, reaksi pertama kali - pasti terkejut! Detak jantung pun kian keras berdegup, tubuh terasa bergetar, tarikan napas pun terasa sedikit berat.
Ah, sudah lah, yang penting hindari membuat Orang terkejut karena kemunculan yang tiba-tiba! he.he.. Lalu, Apa hubungannya dengan Nabi Ibrahim? Nabi Ibrahim AS, dikenal sebagai pribadi yang suka menghormati Tamu.
Suatu hari Beliau keluar dari rumah, tapi masih di sekitar rumah juga. Beliau mencari (menunggu?) kalau – kalau ada tamu yang akan silaturahmi (berkunjung) ke rumah-nya. Namun, ternyata tidak ada seorang pun tamu.
Akhirnya, Beliau kembali masuk ke dalam rumahnya. Namun, betapa kagetnya Ia - ternyata tiba-tiba muncul seorang sudah berdiri di hadapannya.
Beliau kemudian bertanya, : “Wahai Hamba Allah! Bagaimana Engkau bisa masuk rumahku tanpa izinku?” Lelaki itu menjawab: “ Aku telah mendapat izin dari Tuhan-nya”.
“Kalau begitu, Siapa sebenarnya Engkau?” Tanya Ibrahim. “Aku adalah Malaikal Maut (Izrail). Diutus Tuhanku kepada seorang dari hamba-Nya untuk menyampaikan kabar gembira, bahwa Allah telah memilihnya sebagai kesayangan-Nya!”
Tanya Ibrahim kemudian, “Siapakah hamba itu?” Nabi Ibrahim AS, melanjutkan tanya, :”Demi Allah! Andai saja Engkau memberi tahu siapa Orang itu, sungguh Aku akan cari meski Orang itu ada di suatu Negeri yang jauh sekali".
Lanjutnya, "Dan ketika sudah ku temukan Orang tersebut, Aku akan jadi tetangganya selama-lamanya sampai kita dipisahkan oleh maut”.
Malaikat Izrail pun menjawab, :”Hamba yang Engkau maksudkan itu adalah Engkau sendiri”. “Aku?” tanya Ibrahim penasaran.
“Ya!” Jawab Malaikat. Ibrahim pun terus mendesak dan bertanya: “Mengapa Allah mengambilku sebagai kesayangan-Nya?” Jawab Malaikat, :”Engkau selalu memberi kepada Orang-orang, tetapi tidak pernah meminta-minta dari mereka!”
So, mari kita “budayakan” suka memberi, bukan meminta! Setuju kan?
Mungkin saja, kita pernah mengalami entah kapan dan dalam situasi apa – itu, yang gak ingat. Dan, reaksi pertama kali - pasti terkejut! Detak jantung pun kian keras berdegup, tubuh terasa bergetar, tarikan napas pun terasa sedikit berat.
Ah, sudah lah, yang penting hindari membuat Orang terkejut karena kemunculan yang tiba-tiba! he.he.. Lalu, Apa hubungannya dengan Nabi Ibrahim? Nabi Ibrahim AS, dikenal sebagai pribadi yang suka menghormati Tamu.
Suatu hari Beliau keluar dari rumah, tapi masih di sekitar rumah juga. Beliau mencari (menunggu?) kalau – kalau ada tamu yang akan silaturahmi (berkunjung) ke rumah-nya. Namun, ternyata tidak ada seorang pun tamu.
Akhirnya, Beliau kembali masuk ke dalam rumahnya. Namun, betapa kagetnya Ia - ternyata tiba-tiba muncul seorang sudah berdiri di hadapannya.
Beliau kemudian bertanya, : “Wahai Hamba Allah! Bagaimana Engkau bisa masuk rumahku tanpa izinku?” Lelaki itu menjawab: “ Aku telah mendapat izin dari Tuhan-nya”.
“Kalau begitu, Siapa sebenarnya Engkau?” Tanya Ibrahim. “Aku adalah Malaikal Maut (Izrail). Diutus Tuhanku kepada seorang dari hamba-Nya untuk menyampaikan kabar gembira, bahwa Allah telah memilihnya sebagai kesayangan-Nya!”
Tanya Ibrahim kemudian, “Siapakah hamba itu?” Nabi Ibrahim AS, melanjutkan tanya, :”Demi Allah! Andai saja Engkau memberi tahu siapa Orang itu, sungguh Aku akan cari meski Orang itu ada di suatu Negeri yang jauh sekali".
Lanjutnya, "Dan ketika sudah ku temukan Orang tersebut, Aku akan jadi tetangganya selama-lamanya sampai kita dipisahkan oleh maut”.
Malaikat Izrail pun menjawab, :”Hamba yang Engkau maksudkan itu adalah Engkau sendiri”. “Aku?” tanya Ibrahim penasaran.
“Ya!” Jawab Malaikat. Ibrahim pun terus mendesak dan bertanya: “Mengapa Allah mengambilku sebagai kesayangan-Nya?” Jawab Malaikat, :”Engkau selalu memberi kepada Orang-orang, tetapi tidak pernah meminta-minta dari mereka!”
So, mari kita “budayakan” suka memberi, bukan meminta! Setuju kan?
Kutipan: Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir oleh H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar